Bertanam Hidroponik - Di masa pandemi seperti
sekarang ini bisa dibilang memberikan banyak kesulitan bagi sebagian besar
masyarakat. Bagaimana tidak? PHK terjadi di mana-mana, bisnis banyak yang
bangkrut, kehidupan masyarakat menjadi berantakan karena pandemi ini. Salah
satu solusinya yakni dengan mencoba memulai bisnis rumahan dengan modal kecil
namun hasil menjanjikan.
Bagi
kamu yang masih aktif bekerja kantoran atau profesi apa pun itu, juga tidak
menutup kemungkinan untuk mencoba bisnis sampingan. Ada banyak pilihan bisnis
sampingan yang bisa dilakukan di rumah dan hasilnya pun cukup menguntungkan.
Salah satunya adalah mencoba usaha bertanam hidroponik. Tidak hanya menguntungkan,
peluang usaha satu ini juga sangat mudah dijalankan bahkan oleh pemula
sekalipun.
Cara Bertanam Hidroponik yang Mudah untuk Pemula
Tanaman
hidroponik memang mulai dilirik oleh sebagian masyarakat, khususnya di masa
sulit seperti sekarang ini. Salah satu daya tarik dari usaha sampingan di rumah
ini adalah cara perawatannya yang mudah dan keuntungan yang didapat lumayan
menggiurkan. Adapun kiat bertanam hidroponik selengkapnya, sebagai berikut:
1. Memilih Jenis Tanaman Hidroponik
Sebelum
memulai bisnis tanaman hidroponik, kamu perlu menentukan dulu jenis tanaman
hidroponik apa yang ingin ditanam. Jenis tanaman yang dipilih harus kamu
sesuaikan dengan luas lahan yang akan digunakan. Jika memang lahan yang
dimiliki tidak begitu luas, maka bisa memilih jenis tanaman hidroponik yang
kecil-kecil saja.
Beberapa
jenis tanaman hidroponik yang cocok untuk ditanam di lahan sempit seperti, cabe,
sawi, bawang, selada, timun, dan jenis sayuran hijau lainnya. Selain tidak
memakan banyak tempat, jenis tanaman tersebut juga memiliki tingkat permintaan
pasar yang cukup tinggi.
2. Mulai Menyiapkan Bahan dan Alat
Setelah
memilih jenis tanaman hidroponik, langkah berikutnya yakni menyiapkan bahan dan
peralatannya. Pertama-tama kamu perlu menyiapkan media tanamnya terlebih
dahulu. Beberapa alat yang digunakan sebagai media tanam, mulai dari pipa,
pompa air, tendon air, wadah, timba, timbangan, jaring atau kawat dan lain
sebagainya. Semua peralatan tersebut diperkirakan akan menghabiskan biaya
sebesar Rp 14 jutaan untuk skala besar.
Selain
itu, kamu juga perlu menyiapkan bibit untuk tanaman hidropniknya. Kamu bisa
membeli bibitnya langsung dari petani bibit, tentunya perlu disesuaikan dengan
lahan yang dimiliki. Untuk skala besar, bibit tanaman hidroponik ini akan
memakan biaya sekitar Rp 900 ribuan. Tentunya ini sesuai dengan jenis tanaman
hidroponik yang akan kamu tanam.
3. Melakukan Penanaman Bibit
Jika
semuanya sudah dipersiapkan, sekarang kamu bisa mulai menanam bibit yang sudah
disiapkan tadi. Namun, sebelum menanam pastikan media tanam dari tanaman
hidroponik sudah berfungsi dengan sempurna. Pompa air berjalan dengan baik,
tidak ada bocor pada pipa atau selang, air mengalir dengan baik dan hal yang
berkaitan dengan media tanam lainnya.
Jika
memang kamu tidak memiliki keahlian dalam menanam bibit tanaman hidroponik,
maka bisa menyewa jasa pekerja. Untuk gaji pekerja ini bervariasi, tergantung
banyaknya bibit yang akan ditanam. Kemungkinan besar gaji untuk pekerja ini
yakni sekitar Rp 400 ribu – Rp 500 ribu per bulan. Tentunya tidak hanya
penanaman bibit saja, mereka juga yang akan melakukan perawatan terhadap
tanaman hidroponik tersebut.
4. Perawatan dan Pemupukan Tanaman Hidroponik
Tidak
akan pernah ada yang namanya kesuksesan dalam bisnis bertanam hidroponik tanpa
adanya perawatan yang baik. Karena itulah, penting sekali untuk memberikan
perawatan secara rutin terhadap tanaman hidroponik. Perawatan ini sendiri
meliputi, pembersihan pada air, pengendalian hama, penyulaman (jika
diperlukan), dan lain sebagainya.
Selain
perawatan, kamu juga perlu memberikan pupuk untuk tanaman hidroponik. Pupuk
sangat penting diberikan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Untuk pupuk ini
sendiri kemungkinan akan menghabiskan biaya sebesar Rp 1.5 jutaan (skala
besar).
Tidak
hanya pupuk saja, tanaman hidroponik juga membutuhkan vitamin agar
pertumbuhannya semakin subur. Vitamin untuk tanaman hidroponik akan menghabiskan
biaya sekitar Rp 200 ribuan. Sementara untuk menjaga kesehatan dari tanaman,
diperlukan yang namanya vaksin dan obat-obatan. Ini bisa kamu berikan jika
memang ada tanda-tanda penyakit pada tanaman hidroponik. Untuk biaya vaksin dan
obat-obatan ini sendiri kemungkinan akan menghabiskan biaya sekitar Rp 300
ribuan.
5. Pemanenan Tanaman Hidroponik
Hal
yang paling ditunggu-tunggu dalam berbisnis tanaman hidroponik yakni masa
pemanenan. Masa panen ini sendiri bisa kamu lakukan disesuaikan dengan umur
tanaman. Beberapa jenis tanaman bahkan bisa mulai di panen 2 minggu sekali, ada
pula yang bisa dipanen 1 bulan sekali. Untuk keuntungannya sendiri bervariasi,
mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 20 juta.
Namun,
hasil tersebut bukanlah keuntungan bersihnya, di mana masih harus dikurangi
dengan biaya operasional dan modal utamanya. Jika dihitung-hitung, laba bersih
yang bisa didapat yakni sekitar Rp 4 jutaan per bulan.
Keuntungan dalam Bisnis Tanaman Hidroponik
Tidak
pernah ada bisnis yang tidak bisa memberikan keuntungan bagi pelakunya. Semua
bisnis pasti akan memberikan keuntungan, yang ada mungkin besar keuntungan yang
didapat dari bisnis tersebut. Sama halnya dengan usaha bertanam hidroponik,
pasti akan ada keuntungan yang didapat dari usaha tersebut.
Salah
satu keuntungannya yakni tingkat permintaan pasar yang cukup tinggi untuk
tanaman hidroponik. Tanaman hidroponik diklaim punya nilai kehigienisan yang
sangat tinggi, termasuk juga nilai gizi, kesehatannya. Tidak heran tanaman
hidroponik sering dipesan oleh restoran dan hotel berbintang karena nilainya
tersebut. Dan yang terpenting juga, tanaman hidropnik bebas dari bahan kimia,
sehingga banyak orang lebih memilihnya.
Tidak
hanya itu saja, bisnis tanaman hidroponik juga tidak membutuhkan lahan yang
luas. Media tanamnya pun bisa dirakit sendiri dan tidak butuh waktu lama untuk
membuatnya. Hal ini juga akan mengurangi biaya produksi dan hemat waktu juga.
Sementara untuk nilai jualnya cukup tinggi, sehingga laba yang didapat pastinya
akan jauh lebih besar dibandingkan menanam secara konvensional.
Risiko dan Hambatan dalam Bisnis Tanaman Hidroponik
Banyak
orang yang harus berpikir dua kali untuk menjalankan bisnis bertanam
hidroponik. Tidak lain karena mereka langsung berpikir pada risiko yang akan
ditemui jika menjalankan usaha tersebut. Padahal semua risiko bisa
diminimalisir jika kita paham dengan jalannya suatu bisnis, termasuk bisnis
tanaman hidroponik.
Salah
satu risiko dari bercocok tanam secara hidroponik adalah tanaman busuk atau
terserang penyakit. Tanaman bisa membusuk jika kita salah dalam melakukan
penanaman ataupun perawatan. Sementara untuk penyakit pada tanaman, inilah yang
tidak pernah bisa diprediksi.
Namun,
kedua risiko di atas tentunya bisa di atasi dengan memastikan peralatan dan
media tanam dalam keadaan baik. Selain itu, perawatan yang baik dan intens juga
sangat diperlukan. Jika memang tidak bisa melakukannya sendiri, kamu bisa
menyewa jasa pekerja atau karyawan. Sementara untuk pengendalian penyakit dan
hama, kamu bisa memanfaatkan vaksin dan obat-obatan khusus yang tersedia di
toko khusus tanaman.
Penutup
Itulah
dari penjelasan singkat mengenai usaha bertanam hidroponik yang bisa dijadikan
pilihan di masa pandemi seperti sekarang ini. Semoga informasi di atas
bermanfaat.
Next Article: Usaha Laundry
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.